Lambang Sekolah
Semua Pasti Bisa
Di dunia ini tidak ada sesutu yang tidak bisa kecuali yang memang tidak mungkin. Coba dan cobalah terus, jangan pernah menyerah dan mudah putus asa. Kegagalan adalah pengalaman yang terbaik untuk meraih kesuksesan. Orang yang gagal dan mau memperbaiki apa penyebab kegagalannya masih lebih baik daripada orang yang sukses tapi tidak mengetahui bagaimana mereka menuju kesuksesannya.
Bahan Pelajaran
Pengikut
Diberdayakan oleh Blogger.
Sabtu, 19 Januari 2013
Kesalahan Orang tua dalam mendidik anak
09.28 |
Diposting oleh
UPT SMPN 1 DASUK
Masa remaja adalaha masa perkembangan
psikologis anak untuk menjadi seorang anak yang mulai tumbuh dewasa atau biasa
dikenal dengan masa peralihan dari masa keanak-anak menjadi orang dewasa.
Dimasa ini anak remaja biasanya sukanya meniru gaya atau stile orang yang
dikaguminya sehingga dalam hal ini sangat dibutuhkan bimbingan dari orang tua
agar anak remajanya tidak salah gaya yang dapat membuat rusak untuk masa
depannya.
Tapi kebanyak orang tua tidak mengetahui
dalam mendidik anak remaja mereka tidak tau bakat apa yang dimiliki anaknya
sehingga bakat anaknya itu terkandas karena kesalahan dari orang tua.
Olehnya itu berikut beberapa kesalahan orang tua dalam
mendidik anak remaja mereka:
1.
Salah persepsi
Seringkali orang tua menanamkan persepsi
yang salah tentang diri sendiri juga persepsi tentang keberhargaan diri dalam
diri anak anaknya baik secara sadar attau tidak sadar hal ini mempengaruhi
pertumbuhan psikologis anak. Ketika orang tua mengajarkan persepsi yang salah
kepada diri anak, sebenarnya saat itulah orang tua sedang menanam ranjau ranjau
psikologis yang sewaktu waktu dapat meledak.
Persepsi salah yang seperti apakah yang
sering dan tanpa disadari dilakukan orang tua kepada anak anaknya..? Contoh
kecil saja, banyak orang tua yang memaksakan anaknya harus baik dalam segala hal.
Adalah menjadi kebanggaan dan keberhargaan diri bagi orang tua jika anak
anaknya memiliki prestasi diatas rata rata teman teman lainnya.
Orang tua sering menganggap buruk
terhadap anak laki-laki yang mengekspresikan emosi negative, orang tua juga
sering meminta anaknya untuk tidak melakukan kesalahan bahkan menurut orang tua
meminta pertolongan adalah salah dan memalukan.
Ibarat bom waktu, seorang anak bukan
saja membutuhkan perhatian, pujian, dan teguran. Keseimbangan akan hal itu akan
membuat sang anak merasa dicintai dan dikasihi. Namun sayang karena kesibukan
perkerjaan dan rutinitas banyak orang tua membiarkan anak anaknya tumbuh dengan
sendirinya sehingga ketika masalah timbul barulah sang orang tua sibuk mencoba
menjadi orangtua yang baik atau bijaksanana.
Kesibukan orang tua kadang membuat
mereka tak ada waktu lagi untuk anak anaknya, tak ada waktu lagi menemani
belajar, bahkan tak ada waktu lagi bersenda gurau. Bahkan kadang lupa memberi
apresiasi kepada anaknya yang berprestasi, baru ketika anak berbuat salah maka
orang tua sibuk memberikan perhatian dan sok bijak.
2.
Tidak Konsisten
Adalah perangkap masalah umum ketika
orang tua tidak lagi konsisten dalam mengasuh anak. Para orang tua memiliki
berbgai macam alasan untuk membenarkan ketidak konsistenan terhadap anak
anaknya. Apapun alasannya, ketidak konsintenan dapat memperbesar variasi prolem
terhadap perilaku anak anaknya. Lalu muncul pertanyaan pertanyaan pada diri
saya “manakah yang lebih baik anak anak tumbuh di dalam keluarga otoriter atau
permisif…? Sebenarnya yang terpenting adalah adanya aturan yang bisa di
prediksi dan konsisten.
3.
Komunikasi tertutup
Komunikasi adalah hal atau faktor
terpenting dalam mengasuh dan mendidik anak anaknya. Jika anak anak berpikir
bahwa mereka dapat berbicara dengan orang tua mereka tentang perasaan dan hidup
mereka, Jika ketika mereka berhasil atau gagal bisa dan mampu menyampaikan
secara terbuka kepada orang tuanya, dengan begitu mereka akan merasa dimiliki
dan diperhatikan. Sehinga anak anak akan merasa bermakna bagi diri juga orang
tuanya.
4.
Problem solver
Banyak anak dan remaja sekarang menjadi
anggota generasi bingung, kalau mau ditelusuri ke latar belakang pengasuhan
mereka, biasanya ditemui bahwa orang tua mereka kebanyakan berfungsi sebagai
problem solver bagi anak anaknya. Akibatnya anak anak mereka mengalami
over-provided dan hidupnya menjadi pasif. Lalu apa alasan orang tua menjadi
problem solver..? Alasan klasiknya adalah orang tua ingin membahagiakan anak
anaknya, orang tua tak ingin anaknya mengalami masalah dalam hidupnya.
5.
Tidak ada keteladanan
Seringkali orang tua menggunakan teknik
dalam membangun dan mendidik anak anak dengan cara memerintah, meminta anak
anaknya melakukan apa yang di katakan, padahal hal yang tak kalah pentingnya
keteladanan memberikan pengaruh yang sangat kuat dan positif. Anak anak perlu
diberi contoh, dan bukan dengan diperintah. Contoh kecil, banyak orang tua
berharap anak anaknya cerdas, lalu para orang tua memerintahkan anaknya untuk
belajar apapun dan bagaimanapun caranya. Mungkin dengan memberi contoh dan
mengajaknya belajar akan beda, karena penerimaan anakpun akan merasa dirinya
diperhatiakan orang tuanya.
6.
Pilih waktu untuk bermain dengan anak anak
Sebagai orang dewasa kadang para orang
tua lupa bagaimana menjadi seorang anak kecil. Banyak orang tua terjebak dalam
kesibukan sehari hari untuk mencari nafkah dan membayar cicilan rumah, tapi
banyak orang tua lupa bahwa anak anak juga butuh bermain. Anak anak butuh
berfantasi dan mengembangkan kreatifitasnya. Jangan sibukkan anak anak dengan
berbagai macam les sepanjang minggu. Niatnya baik tapi belum tentu caranya
benar, kadang les yang tidak disukai anak tidak menyelesaikan persoalan justru
menambah persoalan bagi si anak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
DAFTAR ISI
Salam Pendidikan
Hari ini harus lebih baik daripada kemarin. Hari ini adalah perjuangan, kemarin adalah masa kenangan, hari besok adalah impian. Berbuatlah mulai hari ini. Tiada kamus terlambat untuk berbuat, dan berbuat baik. Jadilah yang terbaik pada hari ini dan hari besok
Cara Mengirim Posting Ke Blog Sekolah, kirim via Email ke :
smpndasuk.resmi@
blogger.com
Kiriman posting akan disensor terlebih dahulu oleh Admin, tanpa mengurangi
isi dari postingan atau berita yang anda kirim.
Bagi pembaca tulislah komentar di akhir bacaan, Saran dan kritik membangun
kami tunggu.
Terima kasih atas partisipasinya.
Admin
0 komentar:
Posting Komentar